Assalamualaikum wr wb sweet
hearts.
Rasanya sudah lama sekali aku
ngga nge-blog, dan kalau di tinjau ulang terakhir aku nge-blog itu bulan Mei 2015. Nah untuk mengisi waktu
luangku selama di Jakarta aku bakal kembali nge-blog nih. Kali ini aku bakal
bahas isu-isu yang sedang banyak diperbincangkan yaa.
Okay, jadi
aku akan cerita dari awal kenapa aku mengangkat tema ini yaa. Berawal dari
melihat explore di Instagram, di sana
aku melihat Mar**n J sedang mengklarifikasi sesuatu. Awalnya aku cuek aja karna
ngga ngerti juga permasalahannya dan ngga mau ikut campur juga. Akan tetapi,
video klarifikasi tersebut nongol beberapa hari di explore hingga timbulah rasa penasaran di benakku (karena aku juga
termasuk orang yang mengikuti kontes pencarian bakat tersebut). Untuk mencari
tau apa yang terjadi, aku mencoba membaca beberapa komen yang di lontarkan oleh
netizen. Dari situ aku menghipotesis pokok permasalahannya.
Aku tegaskan kembali bahwa di
sini aku hanya beropini, jadi belum tentu benar juga belum tentu salah.
Menurutku mengusik kehidupan
pribadi orang lain sendiri merupakan sebuah kesalahan, dalam hal ini termasuk aku
juga melakukan kesalahan hanya untuk mengobati rasa penasaranku. Dan aku yakin
kalian semua juga penasaran hingga akhirnya melakukan hal yang sama. Dan sayangnya
manusia itu tidak bisa lepas dari rasa penasaran, hehe
Dan sebelumnya aku berharap kepada
netizen untuk jangan mudah menuduh seseorang berbuat suatu hal, kalaupun itu
benar nanti jadinya gibah dan kalau salah jadinya fitnah, keduanya merupakan
sesuatu yang dilarang. Aku sendiri suka melontarkan sesuatu ke diriku sendiri
misal “Kalau orang lain gituin aku gimana ya rasanya?” karena aku ngga mau
diusik oleh orang lain jadi sebaiknya aku juga jangan mengusik urusan orang
lain. Meski lagi-lagi kadang aku juga punya rasa penasaran, tapi yang
terpenting adalah setelah rasa penasaranku terobati aku ngga perlu
menyebarluarkan berita negatif tersebut. Semoga tulisanku ini bukan termasuk
menyebarkan berita negatif yaa. hehe
Nah kira-kira apasih yang sebaiknya
kita lakukan?
Menurutku, apabila usia kita
memang belum dewasa untuk dapat membedakan yang baik dan buruk, yang patut di
contoh ataupun tidak. Dalam kasus ini memang cukup sulit terutama untuk
anak-anak, karena yang bisa mereka lakukan hanya mencontoh, tapi dari pihak
orang dewasa seharusnya mengerti untuk tidak menyebar luaskan video tersebut,
demi menyelamatkan masa depan generasi penerus bangsa, yekan?
Apabila usia kita sudah dewasa
dan sudah mengerti baik dan buruk, sebaiknya kita bersikap bijaksana. Kalaupun kita
ditakdirkan dengan rasa penasaran dan mungkin tak terhindarkan, yang harus kita
lakukan adalah cukup tau ada suatu kejadian yang dilakukan seseorang tanpa
harus menuduh, membully dan tentu saja jangan di contoh. Sungguh, belum tentu
orang seperti itu akan masuk Neraka dan kita yang alhamdulillah masih bisa
menjaga diri juga belum tentu masuk Surga (tapi semoga kita semua bisa masuk
Surga tanpa hisab, aamiin), karena bisa jadi orang yang melakukan hal tersebut
memiliki waktu untuk bertaubat diakhir hidupnya sedang kita masih merasa lebih
baik dari orang lain sehingga ngga melakukan usaha apapun untuk memperbaiki
diri.
Karena dampak dari berita negatif
yang kita sebarluaskan tersebut bisa berdampak besar bagi kesehatan mental bagi
seseorang yang tertuduh. Bagaimana kalau yang tertuduh hingga depresi kemudian
bunuh diri? Apakah kita mau tanggung jawab? Kalaupun kita bisa lari dari
tanggung jawab karena kita hanyalah seorang netizen tapi apakah kita masih bisa
melarikan diri dari Yang Maha Kuasa? Tentu tidakkan, jadi bijak-bijaklah dalam
berkomentar J.
Itu merupakan opini singkatku,
kalau mau diterima ya terima kasih banyak kalaupun enggak juga gapapa karena
perbedaan pendapan itu sangat wajar. Aku mencintai kalian semua J
Wassalamualaikum wr wb my sweety
No comments:
Post a Comment