Translate

Wednesday, April 25, 2018

HATE SPEECH


Assalamualaikum wr wr good people
Okay, sebelumnya saya akan menjelaskan definisi dari hate speech. Jadi apa itu hate speech?  Hate speech merupakan perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut.
Kenapa saya mengangkat isu hate speech? Sebenarnya saya sendiri jarang terpapar hate speech karena sayapun menyaring apa yang harus saya follow di social media. Tapi apabila hal tersebut dilakukan oleh teman kita sendiri? Apa yang terjadi? Mau tidak mau pasti saya ikut membaca tulisan tersebut, dan jujur itu sangat mengganggu otak saya karena saya merasa sangat tidak perlu memberikan nutrisi kepada otak saya terhadap hal-hal negatif. Saya sangat sadar bahwa kita semua pasti bisa menyaring informasi yang baik maupun tidak, dan sudah seharusnya saya melakukan hal tersebut dan kemudian tidak perlu menulis tulisan ini. Tapi apa daya, sebagai manusia saya juga memiliki sisi emosional dimana sisi itu akan keluar apabila melihat sesuatu yang tidak sesuai kehendak saya (contoh: penyajian informasi negatif). Dan yang sangat amat disayangkan adalah, penyebarnya berpendidikan tinggi, ilmu agama sangat bagus. Serius, saya sangat sedih melihatnya.
Kenapa kita harus berhenti melakukan hate speech? Karena manusia itu tidak ada yang sempurna. Kitapun banyak kekurangan, banyak kesalahan. Menurut saya tidak ada faedahnya kita menjelek-jelekkan orang lain (sungguh saya takut tulisan ini termasuk menjelekkan orang lain, haha. tapi ngga apa-apa ya, saya ngga nyebut nama seseorang atau suatu komunitas kok).
Menurut saya yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki diri, memperbaiki diri dan memperbaiki diri. Jangan pernah sampe merasa bahwa diri kita sudah cukup baik, karena sebaik apapun diri kita pasti ada yang jauh lebih baik. Jangan pula mencampuri urusan orang lain, berikan pujian dan semangat kepada mereka yang berbuat baik agar senantiasa berbuat baik. Ingatkan mereka yang masih kurang (tapi secara personal ya jangan didepan umum atau di social media, ini saya juga sudah mengingatkan kok, diterima atau engga itu udah bukan urusan kita lagi) dan kalau masih sungkan mengingatkan setidaknya jangan membicarakan atau mencelanya, karena menurut saya yang pantas menghakimi itu hanya Allah dan hakim.
Sebenarnya setiap menulis saya sendiri merasa khawatir tulisan saya ini termasuk hate speech ataupun membicarakan orang lain. Tapi sebenarnya tujuan saya bukan itu, tapi lebih ke memberikan contoh suatu subyek tanpa menyebutkan identitasnya supaya nilai-nilai positifnya dapat tersampaikan. Dan terima kasih juga kepada subjek karena dengan adanya subyek Insya Allah kita bisa mengambil nilai-nilai positifnya.
Sudah yaa, cukup segitu saja. Semoga dimanapun kalian berada selalu dalam ridho serta lindungan Allah SWT. Aamiin.
Wassalamualaikum wr wb

Friday, January 19, 2018

ISU FINALIS INDONESI*N ID*L


Assalamualaikum wr wb sweet hearts.
Rasanya sudah lama sekali aku ngga nge-blog, dan kalau di tinjau ulang terakhir aku nge-blog  itu bulan Mei 2015. Nah untuk mengisi waktu luangku selama di Jakarta aku bakal kembali nge-blog nih. Kali ini aku bakal bahas isu-isu yang sedang banyak diperbincangkan yaa.
Okay, jadi aku akan cerita dari awal kenapa aku mengangkat tema ini yaa. Berawal dari melihat explore di Instagram, di sana aku melihat Mar**n J sedang mengklarifikasi sesuatu. Awalnya aku cuek aja karna ngga ngerti juga permasalahannya dan ngga mau ikut campur juga. Akan tetapi, video klarifikasi tersebut nongol beberapa hari di explore hingga timbulah rasa penasaran di benakku (karena aku juga termasuk orang yang mengikuti kontes pencarian bakat tersebut). Untuk mencari tau apa yang terjadi, aku mencoba membaca beberapa komen yang di lontarkan oleh netizen. Dari situ aku menghipotesis pokok permasalahannya.
Aku tegaskan kembali bahwa di sini aku hanya beropini, jadi belum tentu benar juga belum tentu salah.
Menurutku mengusik kehidupan pribadi orang lain sendiri merupakan sebuah kesalahan, dalam hal ini termasuk aku juga melakukan kesalahan hanya untuk mengobati rasa penasaranku. Dan aku yakin kalian semua juga penasaran hingga akhirnya melakukan hal yang sama. Dan sayangnya manusia itu tidak bisa lepas dari rasa penasaran, hehe
Dan sebelumnya aku berharap kepada netizen untuk jangan mudah menuduh seseorang berbuat suatu hal, kalaupun itu benar nanti jadinya gibah dan kalau salah jadinya fitnah, keduanya merupakan sesuatu yang dilarang. Aku sendiri suka melontarkan sesuatu ke diriku sendiri misal “Kalau orang lain gituin aku gimana ya rasanya?” karena aku ngga mau diusik oleh orang lain jadi sebaiknya aku juga jangan mengusik urusan orang lain. Meski lagi-lagi kadang aku juga punya rasa penasaran, tapi yang terpenting adalah setelah rasa penasaranku terobati aku ngga perlu menyebarluarkan berita negatif tersebut. Semoga tulisanku ini bukan termasuk menyebarkan berita negatif yaa. hehe
Nah kira-kira apasih yang sebaiknya kita lakukan?
Menurutku, apabila usia kita memang belum dewasa untuk dapat membedakan yang baik dan buruk, yang patut di contoh ataupun tidak. Dalam kasus ini memang cukup sulit terutama untuk anak-anak, karena yang bisa mereka lakukan hanya mencontoh, tapi dari pihak orang dewasa seharusnya mengerti untuk tidak menyebar luaskan video tersebut, demi menyelamatkan masa depan generasi penerus bangsa, yekan?
Apabila usia kita sudah dewasa dan sudah mengerti baik dan buruk, sebaiknya kita bersikap bijaksana. Kalaupun kita ditakdirkan dengan rasa penasaran dan mungkin tak terhindarkan, yang harus kita lakukan adalah cukup tau ada suatu kejadian yang dilakukan seseorang tanpa harus menuduh, membully dan tentu saja jangan di contoh. Sungguh, belum tentu orang seperti itu akan masuk Neraka dan kita yang alhamdulillah masih bisa menjaga diri juga belum tentu masuk Surga (tapi semoga kita semua bisa masuk Surga tanpa hisab, aamiin), karena bisa jadi orang yang melakukan hal tersebut memiliki waktu untuk bertaubat diakhir hidupnya sedang kita masih merasa lebih baik dari orang lain sehingga ngga melakukan usaha apapun untuk memperbaiki diri.
Karena dampak dari berita negatif yang kita sebarluaskan tersebut bisa berdampak besar bagi kesehatan mental bagi seseorang yang tertuduh. Bagaimana kalau yang tertuduh hingga depresi kemudian bunuh diri? Apakah kita mau tanggung jawab? Kalaupun kita bisa lari dari tanggung jawab karena kita hanyalah seorang netizen tapi apakah kita masih bisa melarikan diri dari Yang Maha Kuasa? Tentu tidakkan, jadi bijak-bijaklah dalam berkomentar J.
Itu merupakan opini singkatku, kalau mau diterima ya terima kasih banyak kalaupun enggak juga gapapa karena perbedaan pendapan itu sangat wajar. Aku mencintai kalian semua J

Wassalamualaikum wr wb my sweety