Translate

Friday, October 25, 2013

Patofisiologi Terjadinya Demam



Apakah demam merupakan penyakit? (Patofisiologi terjadinya demam)
Banyak masyarakat beranggapan kalau demam itu merupakan suatu penyakit yang berdiri sendiri. Sebenarnya demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi demam merupakan tanda atau gejala dari suatu penyakit. Mungkin kalian bingung apa maksud dari pernyataan tadi. Maksud saya adalah dimana ada asap pasti ada api. Nah demam disini seperti asap, dimana dia akan muncul kalau ada penyebabnya.
Penyebab demam sendiri sangat banyak, bisa karena faktor eksogen yang biasa disebut pirogen eksogen, seperti: infeksi, toksin mikroba, mediator inflamasi, reaksi imunologis. Dimana pirogen eksogen ini akan merangsang monosit, makrofag, sel endotel untuk mengeluarkan pirogen endogen atau sitokin-sitokin sebagai reaksi imunologis seperti interleukin-1, interleukin-2, TNF, INF. Yang kemudian pirogen endogen dalam sirkulasi ini akan mengaktifkan daerah pro optik hipotalamus anterior yang akan mensekresi asam arakidonat, dengan bantuan COX-2 akan dihasilkan PGE2 yang akan meningkatkan aktivitas AMP Siklik. Peningkatan aktivitas AMP Siklik menyebabkan peningkatan set point termostat sehingga terjadi konversi dan produksi panas sehingga menimbulkan gejala demam.
Demam sendiri adalah suatu reaksi fisiologis tubuh yang kompleks terhadap penyakit yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh diatas nilai normal akibat rangsangan zat pirogen terhadap pengatur suhu tubuh di hipotalamus.
Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36.5-37.2 ˚C. Suhu subnormal yaitu <36.5 ˚C, hipotermia merupakan suhu <35 ˚C. Demam terjadi jika suhu >37.2 ˚C. hiperpireksia merupakan suhu ≥41.2 ˚C. Terdapat perbedaan pengukuran suhu di oral, aksila, dan rectal sekitar 0.5 ˚C; suhu rectal > suhu oral > suhu aksila.
Adapun tipe-tipe demam:
  1. Demam Septik. Suhu badan naik ke tingkat tinggi sekali pada malam hari, lalu suhu turun (masih) di atas normal pada pagi hari. Sering terdapat menggigil, berkeringat. 
  2. Demam Hektik. Suhu badan naik ke tingkat tinggi sekali pada malam hari, lalu suhu turun sampai normal pada pagi hari. 
  3. Demam Remiten. Suhu badan dapat turun setiap hari namun tidak pernah sampai suhu badan normal, namun selisih tak pernah sampai >2 ˚C, tidak sebesar penurunan pada demam septik. 
  4. Demam Intermiten. Suhu badan dapat turun beberapa jam dalam 1 hari. Bila demam terjadi tiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas diantara dua serangan demam disebut kuartana. 
  5. Demam Kontinyu. Variasi suhu badan yang meningkat sepanjang hari dan tidak berbeda lebih dari 1 ˚C. Jika sampai pada tingkat yang lebih tinggi disebut hiperpireksi. 
  6. Demam Siklik. Demam ditandai dengan kenaikan suhu selama beberapa hari, kemudian diikuti periode bebas demam selama beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.